MAKALAH
 SHOLAT SUNNAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Fiqih 1
Dosen Pengampu : Aya Mamlu`ah, S.Sos.I, M.Pd.I
                           
                           


                                      

Disusun Oleh: Kelompok 3
1.      Dewi Safitri (201955010104853)
2.      Pradila Arfiyani (201955010104854)
3.      Putri Nur Setyo Ningrum (201955010104852)
4.       Ahmad Muzakki ihsan (20195501010)



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI BOJONEGORO
2019

Kata Pengantar
     Puji syukur kehadirot Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Fiqih 1 Bab Sholat Sunnah (ketentuan sholat sunnah) ini tepat pada waktunya.
     Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen Aya Mamlu`ah, S.Sos.I, M.Pd.I pada mata kuliah Pengantar Fiqih 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Fiqih mengenai Sholat Sunnah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
     Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Aya Mamlu`ah, S.Sos.I, M.Pd.I  selaku Dosen Fiqih 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang study yang kami tekuni.
     Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
     Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.


Bojonegoro, 09 Oktober 2019

Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………   ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………  iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah…………………………………………….iv   
B.     RumusanMasalah……………………………………………………iv
C.     Tujuan Pembahasan………………………………………………….iv

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sholat Sunnah……………………………………….…….1
B.     Macam- macam Sholat Sunnah………………………………………..1
C.     Sunnah-sunnah dalam Sholat……..………………………..……….….2
D.    Perbedaan laki-laki dan perempuan dalam sholat……………..……….3
E.     Waktu yang dilarang untuk melakukan Sholat…………………………3
BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan………………………………………………………….…..4
  2. Saran…………………………………………………………………….4
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………5





BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
        Sholat merupakan kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan bagi umat muslim yang sudah mukallaf. Dalam syariat islam sholat itu terbagi menjadi dua macam, yaitu sholat fardhu dan sholat sunnah. Disyariatkannya sholat sunnah adalah untuk menambal kekurangan yang mungkin terdapat pada sholat-sholat fardhu, maka perlu disempurnakan dengan sholat sunnah.
            Selain itu juga karena sholat itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain. Banyak sekali macam-macam sholat sunnah yang disyariatkan. Dengan demikian maka pada kesempatan kali ini kami akan menguraikan dari macam-macam sholat sunnah dan ketentuan-ketentuannya.
  1. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud sholat sunnah?
2.      Apa saja  macam-macam sholat sunnah?
3.      Apa  saja sunnah-sunnah sholat ?
4.      Bagaimana perbedaan laki-laki dan perempuan dalam hal sholat?
5.      Kapan saja  waktu yang dilarang untuk sholat?
  1. Tujuan Pembahasan
1.      Menjelaskan pengertian sholat sunnah dan macam-macamnya.
2.      Menjelaskan sunnah-sunnah dalam sholat.
3.      Menjelaskan perbedaan laki-laki dan perempuan dalam hal sholat.
4.      Menjelaskan waktu -waktu  yang dilarang untuk sholat




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sholat Sunnah
Sholat sunnah adalah sholat yang dianjurkan untuk dilaksanakan dan dikerjakan diluar sholat fardhu. Sholat sunnah dikerjakan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT, menyempurnakan sholat fardhu, bertaubat kepada Allah SWT agar hajatnya dikabulkan, meningkatkan derajat dan martabat serta menjernihkan akal pikiran setiap pelakunya.
Dasar pelaksanaaan sholat sunnah sangat kuat dan mendasar. Sholat sunnah didasari oleh Hadits dan sunnah Nabi Muhammad SAW, dalil tersebut yang kemudian dijabarkan oleh para Ulama dan Umara untuk disampaikan kepada seluruh umat muslim baik itu jenis maupun tata cara pelaksanaannya yang sesuai dengan hadits dan sunnah.
B.     Macam-Macam Sholat Sunnah
Sholat sunnah berdasarkan hukumnya dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Muakad, adalah sholat sunnah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti sholat dua hari raya, sholat sunnah rawatib, sholat tarawih dan lain-lain.
2.      Ghoiru muakad, adalah sholat sunnah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat.
  Sholat sunnah berdasarkan pelaksanaannya dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Sholat sunnah yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) diantaranya, yaitu:
·         Sholat Rawatib
·         Sholat Tahajud
·         Sholat Istikharah
·         Sholat Tasbih
·         Sholat Hajat
·         Sholat Dhuha
·         Sholat Taubat
·         Sholat Tahiyatul Masjid
2.      Sholat sunnah yang dilakukan secara berjamaah diantaranya, yaitu:
·         Sholat Idul Fitri
·         Sholat Istisqo
·         Sholat Tarawih
·         Sholat Gerhana
·         Sholat Idul Adha
C.    Sunnah-Sunnah Sholat
Sunnah-sunnah sholat terbagi menjadi dua, yaitu:
1.      Sunnah Ab`ad
Sunnah ab`ad adalah suatu amaliah yang bukan termasuk rukun dan apabila ditinggalkan menggantinya dengan sujud sahwi. Sunnah ab`ad ada dua yaitu Tasyahud awal dan Qunut. Qunut dibagi menjadi dua yaitu qunut sholat subuh dan qunut sholat witir (pertengahan bulan romadhon)
2.      Sunnah Haiah
Sunnah haiah adalah amaliah yang bukan termasuk rukun dan tidak diganti dengan sujud sahwi. Sunnah haiah diantaranya yaitu:
·         Mengangkat kedua tangan hingga melurusi pundak ketika takbiratul ikhram, rukuk, dan bangkit dari rukuk
·         Meletakkan tangan kanan pada tangan kiri yang berada dibawah dada dan diatas pusar
·         Membaca doa iftitah setelah takbiratul ikhram
·         Membaca doa taawudz setelah doa iftitah
·         Membaca keras pada waktunya
·         Membaca samar atau pelan pada waktunya
·         Membaca aamiin setelah membaca surat Al-Fatihah
·         Membaca surat setelah Al-Fatihah untuk imam dan orang yang sholat sendirian
·         Membaca takbir setelah turun dari rukuk dan sujud serta bangun dari sujud.

D.    Perbedaan Antara Laki-Laki dan Perempuan Dalam Sholat
1.      Untuk laki-laki
·         Pria mengangkat kedua sikunya dari perut
·         Mengangkat perutnya dari dua paha dalam rukuk dan sujud
·         Membaca keras pada sholat yang sunnah membaca keras
·         Apabila mengalami sesuatu dalam sholat membaca tasbih dengan tujuan berdzikir
·         Aurat laki-laki antara pusar dan lutut
2.      Untuk perempuan:
·         Mendekatkan perutnya dengan pahanya ketika sujud dan rukuk
·         Menyamarkan suaranya ketika berada didekat pria lain
·         Bertepuk tangan dengan menepukkan tangan kanan bagian dalam pada tangan kiri bagian luar
·         Seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan
E.     Waktu yang Dilarang Untuk Sholat
Waktu yang dilarang untuk melakukan sholat ada lima, tidak boleh melakukan sholat kecuali yang memiliki sebab, baik sebab terdahulu, seperti sholat qhodo`, atau sebab yang bersamaan seperti sholat gerhana yaitu:
1.      Setelah sholat subuh hingga terbitnya matahari
2.      Saat terbitnya matahari hingga sempurna dan meninggi seukuran tombak
3.      Saat istiwak hingga matahari bergeser dari tengah langit kecuali hari jum`at, ditanah haram Makkah
4.      Setelah sholat ashar hingga matahari terbenam
5.      Saat matahari tenggelam hingga sempurna.






BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Sholat sunnah adalah sholat yang dianjurkan untuk dilaksanakan dan dikerjakan diluar sholat fardhu. Sholat sunnah dikerjakan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT, menyempurnakan sholat fardhu, bertaubat kepada Allah SWT agar hajatnya dikabulkan, meningkatkan derajat dan martabat serta menjernihkan akal pikiran setiap pelakunya. Diantara banyak macam sholat sunnah yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Ada sholat-aholat sunnah yang tergolong pada yang dianjurkan ada pula yang dilaksanakan berjamaah ataupun secara munfarid. Namun tetap dilaksanakan oleh Rasulullah sebagai tauladan bagi umat Islam sedunia.
B.     SARAN
Akhirnya kami dapat menyelesaikan masalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas segala kekurangan dan kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca secara umum terlebih lagi penulis.









DAFTAR PUSTAKA
M. Hamim HR. 2017. Terjemah Fathul Qorib . Kediri : Santri Salaf PRESS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewarganegaraan Geopolitik